Kemarin setelah berkunjung ke Solo, salah satu item yang kubawa pulang adalah buku diary, aku berencana melihat kembali ke belakang, melihat lagi apa mimpi-mimpiku di masa lalu.
Hidup ternyata begini yaa, bukan alunan sedih ke bahagia, tapi lebih ke roaler coaster sedih dan bahagia. Sedapat-dapatnya mengendalikan diri, itu tetap bukan hal yang mudah.
13.24 Dusun, Ahad, 24 Nov 2019
Dua hari ini kusempatkan membaca kembali diary yang sudah kutulis sejak 2014, sudah sejak 5 tahun lagi, eh lalu.
Ternyata tidak banyak yang berubah, ternyata berubah tidak mudah. Bunga Kelima masih sering berantakan, masih belum tau cara mengatur uang, masih sering menganggap tantangan sebagai kesulitan untuk dihindari atau bahkan menyerah.
Aku dan 21, menjelang 22, harusnya segera berbenah, segera berubah lebih baik.
Tapi mari tidak membawa tulisan ini “surface” pada semangat-semangat yang hanya di kata. Lebih dari harus dari mana dan mau kemana dengan bagaimana.
Aku takut terjebak pada fase yang tak kurencanakan, seperti setelah lulus “kerja dulu”, yang ternyata berakhir pada “kerja terus”.
Tidak lagi bermimpi, tidak lagi berkembang, tidak lagi berdampak.
_______
Begitu tulisan diaryku, pada part ke sekian, dan hari ini, waktu semakin sempit, dan aku masih saja bergelut dengan diri sendiri, belum menemui titik terang. Seperti apakah aku di masa mendatang?
16.43 Kamis, 18 Juni 2020